Komponen-komponen Penting pada Bagian Primer Power Supply Polytron

Pada artikel kali ini menjelaskan tentang komponen-komponen penting pada bagian primer power supply Polytron. Hampir semua produk Polytron periode 2000 hingga 2015 menggunakan power supply jenis ini, bahkan produk speaker aktif juga menggunakan power supply yang sama.

Skema yang digunakan beberapa produk hampir mirip, perubahannya umumnya pada nilai yang digunakan karena harus disesuaikan dengan jenis produk dan konsumsi dayanya.

Agar lebih mudah memahami maka sebelum melanjutkan sebaiknya terlebih dahulu pahami bahwa:

  • Cara kerja semua power supply Polytron yang sejenis dengan yang dibahas di sini adalah SAMA SEMUA, sehingga tidak terpaku pada skema/atau foto pada materi di sini. Bila di sini disebutkan T508 mungkin saja pada produk yang sedang dihadapi yang dimaksud adalah T510. Jadi harus memiliki kemampuan membaca skema atau mengurut jalur.
  • Power jenis ini tidak hanya dipakai di tv CRT saja. Bahkan speaker aktif Polytron juga menggunakan power supply jenis ini.
  • Komponen yang memiliki posisi sama, pasti memiliki fungsi yang sama juga di power supply produk lainnya yang jenisnya sama dengan power supply yang dibahas di sini.

Komponen-komponen penting di bagian primer

  1. D516 dan D517

    Digunakan ketika startup pertama kali power supply agar tidak masuk latch atau terkunci. Bila dioda ini rusak, maka efeknya akan susah start, biasanya masih bisa start namun seperti ada pemanasan dulu, ngiiing panjang dulu baru stabil. Padahal normalnya ngik pendek saja kemudian stabil.

  2. R528, R529, R530 dan R531

    Resistor-resistor tersebut sering disebut R-source. Nilai resistor ini sangat kritis. Besar nilai resistor tergantung dengan Rdson mosfet yang digunakan, sehingga idealnya setiap mengganti mosfet tipe lain harus mengubah nilai resistor ini juga. Sehingga dengan mengubah nilai resistor ini memungkinkan tidak harus menggunakan mosfet dengan tipe seperti aslinya.

    Bila nilai total resistor ini naik atau terlalu besar maka efeknya bila tanpa beban keluaran akan normal, namun ketika dengan beban keluaran akan turun drastis meskipun dipaksa on, kemampuan daya menurun.

    Bila nilai resistor terlalu kecil, maka mosfet akan lebih panas sehingga mosfet tidak awet. Idealnya, nilai resistor ini adalah sebesar nilai Rdson mosfet yang digunakan. Misalnya akan digunakan mosfet dengan Rdson 200miliOhm, maka nilai resistor yang cocok akan sekitar 200miliOhm (0,2 ohm). Guna melihat nilai Rdson bisa membaca datasheet mosfet yang akan digunakan.

  3. D514 dan R524

    Dioda zener biasanya dengan nilai sekitar 2V1 (pada skema 3V3), bila diukur pakai ohm meter terbaca ada kebocoran resistansi, ini normal mengingat rendahnya nilai zener.

    Fungsi zener dan resistor ini digunakan sebagai pembatas tegangan keluaran terendah power supply, yaitu ketika power supply masuk mode standby (misalnya ketika kaki C dan E optocoupler dishortkan).

  4. C519 dan C517

    Adalah kapasitor pengatur lamanya mosfet ON (mengisi magnet trafo dalam satu siklus). Semakin besar nilai C517 dan C519, maka semakin lama trafo diisi, semakin berat kerja mosfet, namun daya keluaran semakin besar. Sebaliknya, semakin kecil nilai kapasitor-kapasitor tersebut maka kerja mosfet semakin ringan, power supply semakin berisik dan semakin loyo.

    Bila nilai dinaikkan terlalu tinggi, maka pengisian magnet trafo akan semakin lama/lambat sehingga bisa merusakkan mosfet dengan cepat.

    Semakin besar nilai kapasitor C519 maka respon sensor arus akan semakin lambat, sehingga mosfet akan ON lebih lama (mengisi trafo lebih lama dalam satu siklus). Efeknya sama bila nilai C517 dinaikkan.

  5. R533

    Ini adalah resistor startup, nilainya mengikuti tipe mosfet yang dipasang, semakin rendah ambang Vgson mosfet yang dipasang, maka semakin tinggi nilai resistor ini.

    Nilai umumnya berkisar antara 8k2 hingga 47k, standarnya 22k. Bila nilai resistor terlalu tinggi, ketika startup menjadi sangat soft (halus/lembut) tidak terdengar clik/cit, namun keluaran sangat loyo, mosfet sangat panas. Bila resistor terlalu rendah, startup akan sangat galak yang bisa-bisa mosfet langsung kluthuk alias rusak.

    Mengganti D515 (zener 6V2) dengan nilai yang lebih tinggi, efeknya sama saja dengan menurunkan nilai R533.

    Artikel terkait: Power supply TV LED Polytron ketika dipaksa ON bagus, ketika standby atau start awal tegangan output 5V turun kurang dari 4V, sehingga unit susah start atau bahkan cuma standby saja

  6. R527, C519, T508 dan T509

    Sirkuit/bagian yang terdiri dari R527, C519, T508 dan T509 adalah sirkuit latch, yaitu semacam protek/pengaman yang cara kerjanya menyensor tegangan di R-source, sehingga ketika beban berlebih (misal dioda output ada yg short) maka power supply akan mengerik keras saja tanpa merusakkan mosfet.

    Semakin besar nilai kapasitor C519 maka respon sensor arus akan semakin lambat, sehingga mosfet akan ON lebih lama sehingga keluaran power supply lebih kuat.

    Power supply jenis ini masih bisa kerja tanpa sirkuit ini R527, C519, T508 dan T509. Maksudnya tanpa keempat komponen ini sekaligus, efeknya power supply menjadi tanpa pengaman arus lebih.

  7. C518, LS03 dan R525

    C-R-L yang disusun seri ini adalah penentu frekuensi kerja power supply. Power supply ini adalah self oscillation. Ketika mosfet utama terpicu oleh tegangan start-up yang melewati R start (R533), magnet akan terisi dalam durasi selama “sekian miliseken atau mikroseken” kemudian mosfet akan off karena tegangan gate mosfet akan dikosongkan oleh tegangan dari trafo yang melewati CRL ini. Kemudian mosfet menyala lagi ketika magnet pada trafo sudah hilang dan seterusnya sehingga terjadi osilasi pada frekuensi tertentu.

    Bila salah satu komponen C-R-L ini putus, maka mosfet akan ON terus tanpa off sama sekali, sehingga langsung beledos. Bila nilai berubah, efeknya daya menurun drastis atau bisa jadi daya terlalu tinggi (mosfet terlalu panas padahal sudah dipasang mosfet dengan ampere jauh lebih besar dari aslinya). Lilitan tidak sama dengan resistor, jadi jangan mengganti lilitan dengan resistor.

Contoh kasus yang tergolong "menganyelke" dan membuat penasaran (bila blum ketemu)

Ketika dalam kondisi dingin power supply susah start, padahal ketika sudah start, semua tegangan keluaran normal, daya juga normal, unit menyala normal. Namun ketika dinyalakan pada kondisi dingin, penyakitnya kumat lagi.

Di atas dijelaskan tentang C519 dan C517 yang berfungsi sebagai penentu lamanya mengisi magnet trafo dan sensor arus. Kondisi susah start disebabkan karena power supply masuk mode terkunci/latch ketika awal dinyalakan. Sebab lainnya adalah karena elko dan penyearah pada sekunder output bermasalah sehingga ketika dinyalakan pertama kali terjadi arus yang besar di R-source sehingga memicu latch/terkunci.

Dengan memperlambat respon sirkuit latch (R527, C519, T508 dan T509) yaitu dengan menaikkan nilai C519 beberapa nF maka kemungkinan besar problem teratasi (recommended). Solusinya bisa juga dengan menaikkan nilai C517 namun tidak direkomendasikan karena daya keluaran masih normal ketika power supply berhasil nyala.

Yang menjadikan penasaran yaitu ketika hanya disolder dikit, tul tul tul, power supply jadi lancar, namun ketika dingin jadi kumat lagi... nah... dari penjelasan di atas semoga sekarang sudah tidak penasaran lagi.

Artikel Terkait: Power Supply Polytron (TV CRT)

oleh Klinik TV Jepara, kembali ke DAFTAR ISI