Power supply (PSU) TV Plasma dilengkapi dengan sistem proteksi yang salah satunya adalah detektor tegangan, yaitu mengukur apakah tegangan yang disensor terlalu rendah atau terlalu tinggi yang dikerjakan oleh microcontroller (ic program) yang terdapat pada PSU (ada juga beberapa merk yang hanya memakai sirkuit transistor atau IC). Pada artikel ini mengambil contoh power supply plasma LG, untuk merk yang lain tidaklah jauh berbeda.
Pada dasarnya bila ditemukan ketidak beresan, ic program/microcontroller atau sirkuit proteksi akan mematikan psu (kembali standby). Hampir sebagian besar tegangan keluaran PSU plasma disensor, bahkan termasuk supply ic programnya itu sendiri. Diagram di bawah ini adalah contoh tegangan-tegangan yang disensor oleh cpu yang terdapat pada power supply.
Guna mendeteksi tegangan, digunakan tegangan referensi agar microcontroller atau ic program bisa tahu apakah tegangan yang dideteksi ini terlalu tinggi atau terlalu rendah. Besar tegangan referensi ini pada umumnya setengah dari supply microcontroller, misalnya ic program disupply 5V maka tegangan referensinya 2V5. Karena tegangan yang disensor setelah melalui resistor pembagi tidak harus tepat 2V5, maka harus dilengkapi dengan toleransi. Sehingga pada umumnya batas bawah adalah 2V dan batas atas 3V atau ada juga yg 3V5 (tergantung dari masing-masing desain.
Misalnya tegangan pada VS_DET terukur 3V8 maka ic program akan mematikan power supply karena VS terbaca lebih tinggi (vs over), begitu juga bila VS_DET terbaca lebih rendah dari batas bawah (kurang dari 2V). Begitu juga terhadap tegangan-tegangan keluaran yang lainnya (VA, M5V, 12V dll).
Bila tegangan keluaran diukur dengan voltmeter terbaca normal namun PSU tetap protek, maka cek resistor deretnya (mungkin salah satu ada yang putus atau melar). Bila ditemukan salah satu yang molor maka sebaiknya resistor dalam deret tersebut diganti semua.
Hindari "menyogok" pin deteksi tegangan pada microcontroller dengan 2V5 secara tetap (misal menyadap supply 5V ic program atau microcontrollernya). Menyogok atau menyuap ini tujuannya memang agar tidak kena tilang alias maksud hati ingin mengakali proteknya, namun ic program jauh lebih pinter yang juga diprogram guna membaca gerakan tegangan yamg disensor dengan tujuan membaca kondisi beban tegangan yang disensor.
Resistor deret yang paling sering bermasalah adalah resistor untuk sensor tegangan VS dan resistor deret DC_detect pada seri PJ/PT.
Bila diukur dengan volmeter, semua tegangan keluaran psu semuanya normal, semua resistor dalam deret tidak ada yang molor nilainya, namun psu tetap protek. Bila menemui kasus seperti ini, langkah pertama adalah solder ulang semua resistor dalam deret. Bila setelah disolder ternyata masih mbegegeg, maka lepas semua resistor dalam deret yang menyensor VS, cuci dengan thinner, pcb tempat resistor juga dicuci dengan thinner, lalu pasang kembali resistor yang sudah dicuci.
Problem di atas disebabkan karena tembusnya resistor ketika dilalui tegangan tinggi, sehingga ketika kondisi psu mati, resistor diukur akan terbaca normal-normal saja. Tembusnya tegangan ini bisa disebabkan karena kelembaban atau korosi atau kotoran sehingga perlu dicuci. Terutama pada TV plasma yang jadul-jadul sekelas PQ atau PV6 dan lain-lain.
Di atas dianjurkan tidak "menyogok" dengan tegangan tetap. Lalu bagaimana cara perbaikinya?
Setiap unit yang dilengkapi protek, pasti ada delay atau tunda sebelum protek. Nah, gunakan waktu tunda yang sesaat ini untuk mengukur titik2 yang dicurigai (membutuhkan DVM kecepatan respon tinggi atau meter analog saja). Dengan cara seperti ini jauh lebih aman meskipun harus colak-colok berulang kali.
oleh Zaenal Electronic di Klinik TV Jepara, kembali ke DAFTAR ISI