Fungsi dan cara kerjanya sama persis dengan transistor, tetapi mempunyai beberapa perbedaan terhadap transistor, yaitu kaki Basis transistor terdiri/terbuat dari dioda/LED.
Tidak seperti pada transistor yang kaki-kakinya terdiri dari B, C dan E. Optocoupler mempunyai kaki masing-masing adalah Anoda, Katoda, Colektor dan Emitor.
Gambar fisik dan simbol Optocoupler (gambar dari sumber luar)
Karena berdasar pada transistor, maka optocoupler berfungsi hampir bisa dikatakan sama dengan transistor, bisa sebagai penguat tegangan, bisa juga sebagai penguat arus.
Karena optocoupler menggunakan cahaya (dari LED sebagai penggerak/basisnya), maka terdapat isolasi yang cukup besar antara kaki basis dengan kaki kolektor/emitor. Sehingga optocoupler sangat efektif untuk melewatkan penguatan yang terisolasi antar penguat. Misalnya pada rangkaian power supply yang terpisah antara primer dan sekunder, akan tetapi penguatan/pengaturan masih tetap bisa dilakukan, misalnya untuk mengunci tegangan pada bagian primernya.
Contoh lain adalah pada penguat video untuk video masukan pada TV CRT lawas yang sistem ground-nya masih jadi satu dengan jala-jala listrik. Dengan memakai optocoupler, maka ground/sasis TV yang nyetrum tidak akan lewat ke unit/sumber masukan.
Contoh skema optocoupler sebagai penghubung dari 2 rangkaian dengan ground yang berbeda (gambar dari sumber luar)
oleh Klinik TV Jepara, kembali ke DAFTAR ISI