oleh Zaenal Electronic di Klinik TV Jepara, kembali ke DAFTAR ISI
RUSAK IC-nya... (baca: AISINYA)
Dulu banyak konsumen yang menserviskan TV CRT (tabung), lalu bertanya kepada bengkel yang bersangkutan, apa yang rusak? jawab si bengkel IC warna atau IC gambar biar mudah dipahami oleh konsumen.
Tidak jarang juga pada obrolan warung kopi antar tetangga, tvmu kemaren yang rusak/diganti apanya?... aisi gambar jawabnya.
Tabung CRT pada TV CRT yang depannya bisa ditonton gambarnya adalah adalah lampu bolam biasa, bahkan di dalamnya juga hampa (atau ada gas), cara kerjanya mirip sekali dengan lampu neon fluorescent. Sederhananya CRT adalah satu komponen utuh yang diberi nama CRT, di dalamnya tidak ada komponen lagi, gampangnya sangat susah nyervisnya... masak lampu putus filamennya disuruh nyambung, trus ntar di lem lagi pake alteko.. trus gasnya beli atau ngisinya gmna?.... alias bila diservis lebih banyak mudhorotnya, kata para santri.
Sedangkan IC (baca=aisi) itu adalah sirkuit yang sangat rumit yang dikecilkan. Misalnya IC gambar, didalamnya terdiri dari sirkuit pengolah gambar dan beberapa sirkuit yang berhubungan dengan proses tersebut, lalu disusun dan dikemas sekecil mungkin menjadi sirkuit terpadu (kalau dijawakan menjadi INTEGRATED CIRCUIT yang disingkat IC, bila dibaca pakai lidah nusantara ya tetep aisi).
Karena IC itu sebuah sirkuit, maka bila satu komponen di dalam IC tersebut rusak, maka secara keseluruhan IC tersebut juga rusak. Sehingga IC itu lebih rentan rusak daripada komponen tunggal yang lain. SEHINGGA pada TV CRT yang rusak mulu ya komponen IC-nya, sedangkan CRT-nya tentunya masih bagus dan lebih sulit rusak karena CRT itu sekedar lampu saja.
Bagaimana dengan TV LCD/LED?
Layar TV LED/LCD yang menampilkan gambar BUKAN lampu biasa seperti CRT. Layar atau panel TV LED/LCD adalah AISI yang dibaca IC. Layar/panel TV LCD/LED terdiri dari sirkuit matrik untuk mengatur sel kristal cair agar bisa menampilkan gambar tiap piksel.
Jadi, satu layar penuh dari pojok sana sampai pojok sono, ke pojok situ dan ke pojok sononya lagi tersusun dari komponen semikonduktor, alias sirkuit. Komponennya dirakit secara langsung di kaca layar. Pecah.... ya wassalam.... komponen ada yang rusak dikit.. ya sedikit wasalam... komponen di dalam kaca banyak yang rusak... ya banyak wassalam.
Karena layar/panel LCD adalah IC, adalah sirkuit, adalah komponen yang terdiri dari beberapa bahkan jutaan komponen yang dirakit jadi satu (integrated), maka sangat mudah dan rentan rusak. Bahkan hanya sekedar karena lembab saja. Secara fisik, panel/layar lcd ketebalannya rata-rata hanya 2x1mm. Jadi sirkuit yang menampilkan gambar tersebut dirakit di kaca yang tebalnya hanya 1mm saja.
Berarti lebih awet TV CRT?
Masak lupa dengan awal migrasi dari minyak tanah ke gas LPG?... sekarang LPG telat dikit aja ributnya melebihi ributnya telat datang bulan. Sekarang ini hampir sudah tidak ada lagi produsen TV yang memproduksi TV CRT. Didalam tabung CRT atau di dalam lampu neon itu diisi gas logam AIR RAKSA. Air raksa bukanlah plastik, ini adalah LOGAM BERAT yang berbahayanya jauh melebihi timbal. Di beberapa negara asing sudah dilarang penggunaannya. Bila ada TV CRT, itu mungkin saja CRT rekondisi, yang tentunya lebih parah efeknya.
15 tahun lalu, beli TV CRT 14 in menghabiskan 2 ekor kambing dewasa dan nyatanya terbukti "CRT-nya" bisa bertahan hingga sekarang meskipun sudah sangat redup meskipun TV sudah mengalami beberapa kali servis.
Saat ini di Jepara saja, satu ekor kambing dewasa bisa mendapatkan 1 unit TV LED 32 in ditambah satu ekor anak kambing. Ntar kalau anak kambingnya dah gedhe (2 tahun kemudian). Udah dapet TV baru lagi plus anak kambing lagi dan seterusnya dan seterusnya.
Artinya, daya beli masyarakat turun, dipaksa untuk migrasi dengan semurah mungkin, maka jangan heran bila dapetnya murahan.
Merk apa yang bagus?
Semua merk bagus selama harganya sama atau hanya selisih kurang dari 25% dari yang lain berarti sama "bagus"-nya. Jadi gampangnya merk yang bagus yaitu yang bisa mendapatkan 2 unit TV lainnya dengan ukuran inch yang sama. Misalnya TV LED 32in seharga lebih dari 4 jutaan, gantian situnya yang bengok-bengok. Lagi-lagi pinter pabriknya.
Cara memperbaiki layar/panel yang rusak?
Sebelumnya lihat dulu kerusakannya berdasarkan pengecekan.
Bila kerusakan pada sirkuit (IC) yang dirakit di kacanya, caranya mudah sekali, kaca layar dibelah (dipisahkan), lalu dicari yang rusak, diperbaiki yang rusak, lalu ditempelkan lagi. Jangan lupa menyiapkan palu yang mudah dijangkau.
Bila kerusakannya di bagian IC COF, maka siapkan suku cadang COF dan alat pemasang COF yang harganya bisa buat beli beberapa mobil bekas keluaran tahun 2010.
Bila kerusakannya di bagian lainnya, maka ini yang kemungkinan besar bisa dipraktekkan, itu saja masih sangat rumit. karena semuanya berbasis AISI, yang semuanya dikecilkan ukurannya, kalau dulu bisa pakai sekop, sekarang harus pakai sendok teh.
Lalu teknisi/tuser sekarang mengerjakan yang bagaimana kalau semua serba AISI?
Tuser/teknisi dari dulu ya mengerjakan apa yang bisa dan mampu dikerjakan dengan resiko sekecil mungkin. Meskipun nilai kontrak gedhe tapi untungnya gak sebanding dengan resikonya ya ogah banget. Contohnya ganti panel 32in dengan nilai proyek 1,5 juta (WOW), panelnya saja harganya 1,4 juta.. trus keringet sejagung-jagungnya bagaimana nasibnya?
Terima kasih sudah membaca...