Antisipasi Kerusakan pada IXB855WJZZ

Berulang kali menjumpai kerusakan pada IXB855WJZZ (DUNTKD746WE), akhirnya ya beli di SC, dipasang, trus bayaran ..............
Yang jadi problem adalah mengapa sering rusak "itu" nya, trus kalo rusak, kok tidak berani sendirian, PQ09RDA1 juga ikut-ikutan. Kerusakan yang dialami si IXB juga berkesan setengah-setengah, gak konslet VCC/VDDnya seperti yang dialami oleh pendahulunya (IX3368 dan IX3410), melainkan pin POWER konslet dengan GND. Hmmmm apakah penyebabnya?
Usut punya usut dan hasil penelusuran tim sidik dengan jurus "kira-kira begitu", ternyata awal mulanya PQ09RDA1 overload + overheat hingga akhirnya konslet pin-pinnya (tetapi bukan konslet ke GND).
Secara internal input PQ09RDA1 konslet dengan pin4 (kontrol switch) yang seperti diketahui bahwa pin4 pada PQ09RDA1 dihubungkan langsung dengan pin POWER pada ic IXB, jadi gak heran bila pin power IC IXB langsung konslet dengan GND (atau bahkan putus) karena pin POWER tersebut kesetoran tegangan sekitar 14V dari hasil konsletnya PQ09RDA1, hmmm cukup masuk akal.
Sebelum IC mengalami kerusakan tersebut, sebaiknya ya diantisipasi biar tidak menjangkiti IBX sejenis yang masih waras, misalnya ada TV dimaksud dengan kerusakan cuma ngganti elko 10uF/250V tetapi alangkah baiknya jika prosedur antisipasi kerusakan yang “mungkin” akan dialami oleh si IXB tetep dilakukan. Berikut ini beberapa modifikasi (semoga tambah awet dan tidak begitu “jauh” dari desainnya):
  1. Ganti resistor masukan pada pin1 PQ09RDA1 (R642), aslinya 1/1W dengan 8,2/1W. Tujuannya adalah agar PQ09RDA1 lebih “dingin” karena pada aslinya PQ09RDA1 digunakan untuk menurunkan tegangan 14V dari SMPS menjadi 9V.

  2. Ganti jumper 178 dengan dioda 1N4148 dengan arah panah menuju pin4 PQ09RDA1, tujuannya adalah guna mengeblok tegangan biar tidak masuk ke pin POWER bila seandainya PQ09RDA1 mengalami kerusakan/konslet.

  3. Bila PQ09RDA1 mengalami kerusakan, sebagai alternatifnya ganti saja dengan KIA78R09. Dan bila ingin lebih “agak aman” lagi, ganti aja dengan KIA78R08 (tetapi berefek kualitas gambar agak “gimana gitu” menurut mata bengkel TV).

  4. Bila setelah modifikasi ternyata TV tidak bisa dimatikan (tegangan pada pin2 PQ09RDA1 masih ada meski sudah di-OFF-kan dari remot), silahkan pasang resistor dari pin4 PQ09RDA1 menuju GND dengan nilai 8K2 atau lebih kecil sedikit.


Semoga bermanfaat, TV jadi lebih awet dan akhirnya pelanggan puas dan besok bawa TV rusak kriuk-kriuk milik tetangganya untuk diservis.

Kembali ke daftar isi

Mengetes Kapasitor Ukuran Kecil Ala Wong Ndeso

Umumnya TV CRT Flat dilengkapi dengan setelan EW otomatis. Sedangkan EW bekerja dengan cara ‘mengatur/memodulasi’ muatan pada kapasitor-kapasitor dan induktor pada output horisontal. Sehingga bila ada kapasitor yang rusak pada blok pengatur EW (horisontal output) dapat menyebabkan terganggunya EW atau bahkan dapat merusakkan transistor output horisontal dalam beberapa detik.


MEMODIFIKASI ERROR AMPLIFIER UNTUK HIC1015, HIC1016

HIC1015 dan HIC1016 merupakan IC hibrid yang sering ditemukan di TV merk Toshiba. Beberapa fungsi IC ini antara lain :
  1. Sebagai error amplifier untuk mengunci tegangan output SMPS, fungsi ini adalah yang paling sering mengalami kerusakan sehingga IC ini tidak mampu mengunci tegangan output SMPS. Pada kerusakan yang parah, tegangan output B+ dapat mencapai hingga 160V tanpa terkontrol/terkunci. HIC1015 didesain untuk B+ sebesar 115V sedangkan HIC1016 didesain untuk output tegangan B+ 125V.
  2. Sebagai gerbang sistem proteksi. Proteksi pada IC ini terdiri dari proteksi Over Current Protection (OCP), Over Voltage Protection (OVP) dan proteksi EHT/X-ray.
  3. Stabiliser tegangan auxiliary (9V5), tegangan auxiliary ini digunakan oleh blok-blok pemroses audio dan video.
  4. Pengatur ON/OFF perangkat.

Karena datasheet IC hibrid ini sulit sekali ditemukan maka Penulis di sini berusaha untuk mendeskripsikan fungsi masing-masing kaki dari HIC1015 berdasarkan pengamatan Penulis pada salah satu produk TV Toshiba.
  1. Masukan Error Amp sekaligus berfungsi sebagai masukan sensor over current protection A. Pin ini dihubungkan langsung dengan output B+ dari SMPS.
  2. Masukan sensor over current protection B
  3. Keluaran error amplifier, tegangan pada pin ini digunakan untuk mengendalikan tegangan output B+ pada SMPS
  4. -
  5. Masukan sensor over voltage pada tegangan B+
  6. Pengatur delay proteksi
  7. GND
  8. Pull-up resistor, dihubungkan ke VCC 21V melalui resistor pull-up
  9. Masukan kontrol power ON/OFF. Bila Hi (0V8) = ON, 0V = OFF, dikontrol oleh IC program
  10. Kapasitor pengatur delay burst/power
  11. VCC 21V
  12. Output regulator tegangan aux, terswit, ON = 9V5
  13. -
  14. Masukan proteksi X-ray/EHT
  15. VCC 5V
  16. Output proteksi, normal = 5V, protek = 0V
  17. GND


KERUSAKAN YANG SERING TERJADI
Berdasarkan pengalaman Penulis, kerusakan yang sering dialami oleh IC hibrid tipe tersebut adalah kerusakan pada bagian error amplifiernya. Sebagai akibatnya tegangan B+ output SMPS akan melonjak hingga melebihi tegangan kerjanya. Karena IC tersebut juga dilengkapi dengan proteksi over voltage, maka TV akan ON sebentar kemudian akan protek kembali standby.

MODIFIKASI ERROR AMPLIFIER HIC1015
Bahan utama modifikasi error amplifier adalah komponen Sanken Error (SE). Bila HIC1015 error ampnya bekerja pada B+ 115 maka SE yang dipakai adalah SE115, sedangkan untuk HIC1016 yang dipakai adalah SE125.
Sedangkan langkah-langkah modifikasi adalah sebagai berikut :
  1. Pastikan bahwa IC hibrid masih bisa dikontrol ON/OFF oleh ic program. Hal ini dapat ditandai dengan TV dapat menyala beberapa detik kemudian balik ke standby lagi. Bila ditemukan kerusakan fisik (gosong/berlubang), sebaiknya jangan lanjutkan proses modifikasinya, ganti dengan yang baru. Secara gampangnya, pastikan bahwa ‘hanya’ blok error amplifiernya saja yang rusak.
  2. Lepas IC hibrid dari PCB, kemudian tekuk/potong pin3 dari ic tersebut kemudian pasang kembali dengan pin3 dibiarkan tidak terpasang/tidak ada kaki IC di bekas pin3.
  3. Pasang sanken error (SE) dengan cara pin1 SE dihubungkan dengan output B+ SMPS (kaki positif elko B+ output), pin2 SE dihubungkan ke jalur bekas pin3 HIC1015 dan pin3 SE dihubungkan ke GND (kaki negatif elko B+ output). Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1.
  4. Pasang resistor dengan nilai 4K7 secara paralel terhadap kaki anoda dan katoda optocoupler. Sebenarnya jatah untuk resistor ini sudah ada tetapi aslinya dikosongkan (R881), lihat gambar 2.
  5. Siap untuk dicoba dinyalakan dan diukur tegangan outputnya.


gambar 1


gambar 2


KENDALA YANG MUNGKIN MUNCUL SETELAH MODIFIKASI
Selama Penulis melakukan modifikasi seperti di atas, Penulis tidak menemukan kendala yang terhitung beresiko. Kendala yang pernah Penulis hadapi setelah modifikasi adalah meski tanpa beban, tegangan output B+ bergoyang halus di sekitaran nilai B+ yang ditentukan oleh SE. Solusinya adalah dengan mengganti optocoupler dengan PC817 atau seri lain yang setara.

MODIFIKASI TOTAL
Bila kondisi HIC1015 atau HIC1016 mengalami kerusakan yang terlalu berat sehingga harus dilakukan penggantian dengan yang baru maka modifikasi seperti yang diterangkan di atas tidak mungkin dilakukan.
Dengan efek samping lumpuhnya sistem proteksi, sebenarnya HIC dapat dimodifikasi total, maksudnya adalah ‘mengganti’ HIC tersebut dengan ‘rangkaian buatan sendiri’. Akan tetapi Penulis tidak mengulas dan menyantumkan skema/gambar-gambar tentang modifikasikasi ini dengan pertimbangan efek samping tersebut.
Secara teknis, 3 fungsi utama HIC adalah sebagai error amplifier, kontrol on/off dan regulator tegangan auxiliary (9V). Bila mengacu pada kondisi kerja normalnya dan 3 fungsi utamanya, maka HIC1015 dapat dimodifikasi total dengan rangkaian yang tersusun oleh komponen-komponen sebagai berikut :
  1. Sebuah sanken error untuk menggantikan error amplifier.
  2. Sebuah IC regulator tipe KA78R09, sebagai pengganti regulator tegangan auxiliary (9V) sekaligus sebagai swith ON/OFF.
  3. Beberapa resistor untuk mendukung KA78R09 supaya dapat bekerja secara normal.

Modifikasi total tidak disarankan karena akan mengabaikan/menghilangkan sistem proteksi sehingga TV akan menjadi lebih tidak aman. Sebaiknya ganti dengan yang baru.

- semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran untuk kita semua, aaamiin-

Kembali ke daftar isi

Merakit AFC Alternatif

SEKILAS TENTANG HORISONTAL AFC

Sistem defleksi/jungle pada penampil video (misalnya monitor PC dan TV) bekerja dengan sistem PLL (phase locked loop, fasa terkunci). Pulsa horisontal yang dihasilkan oleh osilator horisontal harus ‘terkunci’ dengan pulsa pada sinyal sinkronisasi yang terdapat pada sinyal video yang diproses/ditampilkan. Begitu juga dengan pulsa vertikal, akan tetapi pada artikel ini hanya membahas bagian horisontal saja.
Setiap sistem PLL, pasti membutuhkan 2 sampel pulsa yang akan dibandingkan (sampel pulsa referensi dan sampel pulsa output osilator). Hasil pembandingan kemudian digunakan untuk ‘mengatur’ frekuensi/pulsa output sehingga pulsa/frekuensi keluaran akan tetap terkunci.